Al-Qur’an atau tulisan Al-Qur’an ketika itu tidaklah memiliki titik ( huruf Ba misalnya tidak ada titik dibawahnya dan begitu pula tidak memiliki syakal:dhommah, fathah dan kasroh). Al-Qur’an yang yang ada pada kita sekarang ini dengan huruf-huruf yang sudah ada titik ataupun sudah diberi harakat tentulah sudah mengalami beberapa fase. Dan tentunya juhud (kesungguhan) para sahabat, tabi’in dan ulama sesudahnya patut diacungin jempol. Karena dari merekalah warisan Al-Qur’an tetap terjaga, mereka memegang amanah dan bahkan sangat memudahkan kita saat ini untuk membaca dan memperolehnya di mana saja
.
Penulisan Al-Quran pada Era Rasulullah Saw
Pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Rasulullah Saw dilakuakan dengan dua cara yaitu:
Para sahabat langsung menghafalnya setiap kali Rasulullah Saw menerima wahyu. Hal ini bisa dilakukan oleh mereka dengan mudah terkait dengan kultur (budaya) orang arab yang menjaga Turast (peninggalan nenek moyang mereka diantaranya berupa syair atau cerita) dengan media hafalan dan mereka sangat terkenal daya hafalannya
Setiap turun wahyu kepada Nabi, beliau selalu membacakannya kepada para sahabat dan menyuruh mereka untuk menuliskannya sembari melarang para sahabat untuk menulis hadis-hadis beliau karena khawatir akan bercampur dengan Al-Qur’an.
Bentuk Catatan Al-Qur’an Di Masa Rasulullah Saw
Biasanya sahabat menuliskan Al-Qur’an pada media yang terdapat pada waktu itu berupa Riqa' (kulit binatang), Likhaf (lempengan batu), Aktaf (tulang binatang), `Usbu ( pelepah kurma). Sedangkan jumlah sahabat yang menulis Al-Qur’an waktu itu mencapai 40 orang. Adapun hadis yang menguatkan bahwa penulisan Al-Qur’an telah terjadi pada masa Rasulullah Saw adalah hadis yang di diriwaytkan al-Hakim dari Anas ra., ia berkata: “Suatu saat kita bersama Rasulullah Saw. dan kita menulis Al-Qur’an (mengumpulkan) pada kulit binatang. "
Dari kebiasaan menulis Al-Qur’an ini menyebabkan banyaknya naskah-naskah (manuskrip) yang dimiliki oleh masing-masing penulis wahyu, diantaranya yang terkenal adalah: Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Mas'ud, Mu'adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Salin bin Ma'qal
Adapun hal-hal yang lain yang bisa menguatkan bahwa telah terjadi penulisan Al-Qur’an pada waktu itu adalah Rasulullah Saw melarang membawa tulisan Al-Qur’an ke wilayah musuh. Rasulullah Saw bersabda: Jangan kalian awa catatan Al-Qur’an kewilayah musuh, karena aku merasa tidak aman (khawatir) apabila catatan Al-Qur’an tersebut jatuh ke tangan mereka.”
Kisah masuk islamnya sahabat `Umar bin Khattab ra. yang disebutkan dalam buku-bukus sejarah bahwa waktu itu `Umar mendengar saudara perempuannya yang bernama Fatimah sedang membaca awal surah Thaha dari sebuah catatan (manuskrip) Al-Qur’an kemudian `Umar mendengar, meraihnya kemudian memba-canya, inilah yang menjadi sebab ia mendapat hidayah dari Allah sehingga ia masuk islam.
Sepanjang hidup Rasulullah Saw Al-Qur’an selalu ditulis bilamana beliau mendapat wahyu karena Al-Qur’an diturunkan tidak secara sekaligus tetapi secara bertahap.
Sumber : Belajar Ilmu Al-Qur'an
0 komentar:
Posting Komentar